Thesis
HAKIM DAN MEDIASI DALAM PERKARA SYIQĀQ (Studi Penelitian di Mahkamah Syar’iyah Meureudu Pidie Jaya - Aceh)
XMLMediasi adalah upaya damai yang diselenggarakan di lingkungan peradilan dalam
menyelesaikan setiap perkara perdata yang bersifat gugatan. Mahkamah Syar’iyah
Meureudu, Pidie Jaya merupakan salah satu lembaga peradilan yang sebelumnya
dikenal dengan nama Peradilan Agama. Kewenangannya bukan hanya
menyelesaikan perkara perkawinan, melainkan juga bidang mu’amalah dan
jinayah. Penulis melakukan penelitian di Mahkamah Syar’iyah Meureudu, Pidie
Jaya yang berkenaan dengan mediasi dan hakim dalam penyelesaian syiqāq. Ada
tiga rumusan masalah dalam kajian ini, yaitu: (1) bagaimana peran hakim
Mahkamah Syar’iyah Meureudu, Pidie Jaya sebagai mediator terhadap
penyelesaian perkara syiqāq dalam mengurangi angka perceraian; (2) bagaimana
proses mediasi perkara syiqāq dalam mengurangi angka perceraian di Mahkamah
Syar’iyah Meureudu, Pidie Jaya; dan (3) bagaimana kendala dan solusi dalam
mediasi terhadap penyelesaian perkara syiqāq dalam mengurangi angka
perceraian. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang
bersifat kualitatif dengan pendekatan yuridis-empiris, yaitu penelitian yang
beranjak dari data sekunder, kemudian melakukan pengkajian terhadap data
primer di lokasi penelitian. Permasalahan yang dikaji adalah kasus yang
fenomenal, maka penulis juga menggunakan pendekatan fenomenologis. Dari
hasil penelitian penulis menyimpulkan tiga hal, yaitu: Pertama, hakim Mahkamah
Syar’iyah Meureudu dalam penyelesaian sengketa rumah tangga mempunyai
peran ganda. Salah satu hakim yang memeriksa perkara di meja sidang juga
menjadi mediator dalam acara mediasi. Hakim menjadi mediator hanya berperan
sebagai fasilitator dalam mengupayakan perdamaian kedua belah pihak. Ia bukan
eksekutor dan tidak punya hak dalam memutuskan perkara. Hakim berperan
sebagai eksekutor dalam menyelesaikan perkara sesuai dengan laporan hasil
mediasi dalam persidangan. Kedua, mediasi di Mahkamah Syar’iyah Meureudu
sudah berjalan sesuai dengan regulasi yang diamanatkan dalam PERMA Nomor 2
Tahun 2003, PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan PERMA Nomor 1 Tahun 2016.
Berdasarkan Alquran surat al-Nisā' ayat 35 masih ada hal-hal yang perlu dikaji
kembali. Ketiga, acara mediasi di Mahkamah Syar’iyah Meureudu masih
terkendala dengan beberapa hal, yaitu: para pihak berebutan dalam
menyampaikan kehendak, para pihak tidak menyetujui solusi yang ditawarkan,
salah satu pihak tidak hadir, pertikaian yang dilaporkan sudah mengakar, tidak
ada pengertian dari para pihak, keterbatasan mediator dan ruang mediasi yang
masih kurang memadai.
Detail Information
Penulis |
Mahmudi - Personal Name
|
---|---|
NIP/NIDN/NIM | 2017540462 |
Edition | |
Language |
Indonesia
|
Publisher | S2-Hukum Islam : IAIN Lhokseumawe., 2019 |
Edition | |
Subject(s) | |
No Panggil |
2X4.32 Mah h
|