Thesis
KONSEP DAKWAH DALAM PENEGAKAN AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR MENURUT IMAM AL-GHAZALI (Analisis Kitab Ihya ‘Ulumuddin)
XMLPenulis dalam tesis yang berjudul “Konsep Komunikasi Dakwah Dalam
Penegakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar Menurut Imam Al-Ghazali (Analisis Kitab
Ihya ‘Ulumuddin)” ini tertarik untuk mengkaji konsep komunikasi dakwah
dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar terlebih dengan meningkatnya
kemungkaran dewasa ini. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif
dengan metode yang biasa dikenal dengan analisis teks, yaitu penelitian yang dilakukan
melalui jasa-jasa kepustakaan sebagai sumber tertulis, baik berupa kitab (buku),
catatan maupun laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu dengan objek kajiannya
kitab Ihya ‘Ulumuddin karya Imam Ghazali tentang konsep cara menegakkan amar
ma’ruf nahi mungkar menurut Imam Al-Ghazali. Di samping itu penulis juga
memaparkan konsep amar ma’ruf nahi munkar menurut ulama-ulama lainnya
dengan menggunakan landasan filosofis berupa kualitatif-rasionalistik. Adapun tipe
kajiannya bersifat deskriptif-analitik, yakni memaparkan dan menganalisis pemikiran
Imam Al-Ghazali mengenai konsep amar ma’ruf nahi munkar. Penulis dalam tesis ini
mengkaji tentang konsep dan metode serta relevansi penerapan konsep Imam Ghazali
dalam menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar dalam kitab Ihya Ulumuddin untuk
zaman sekarang. Hasil kajian menunjukkan bahwa Konsep komunikasi dakwah Imam
Al-Ghazali dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar memandang aktivitas tersebut
merupakan sesuatu yang urgen, sebagai kutub (poros) terbesar dalam urusan agama.
Namun demikian, Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa pelaksanaannya adalah
fardhu kifayah. Dalam hal ini Imam Al-Ghazali berpendapat, amar maʻruf nahi munkar
memang merupakan kewajiban yang sangat urgen dan ditekankan oleh Allah SWT
dan Rasul-Nya bahkan metodenya sesuai dengan perintah agama dengan merealisasikannya
dengan hikmah dan mauizah hasanah dam mujadalah biliihsan. Bahkan, disebutkan
sejumlah dampak buruk bagi masyarakat, jika amar maʻruf nahi munkar tidak
ditegakan. Metode komunikaasi dakwah menurut Imam Al-Ghali menetapkan
beberapa komponen, di mana setiap komponen tersebut mempunyai syarat-syarat
dan etika tersendiri. Rukun tersebut meliputi: pertama, Muḥtasib syaratnya mukallaf,
iman dan islam, adil, dan memiliki kemampuan/kekuatan. Disamping itu, seorang
Muḥtasib juga harus memiliki ilmu, bersifat wara’ dan baik akhlaknya. Sedangkan ,
Muḥtasab ʻAlaihi syaratnya adalah orang (manusia). Muḥtasab Fīh itu syaratnya,
kemungkaran ada di depan mata, perbuatan munkar itu terang atau jelas
(diketahui tanpa ijtihad). Sedangan Nafs al-Iḥtisab (sesuatu yang dicegah). Dalam
pelaksanaannya , Imam Al-Ghazali terlebih dahulu mendahulukan proses identifikasi
masalah (al-taʻarruf wa al-tarîf) dan mencarikan solusi dengan menasihati secara
lemah lembut (an-Nasîhat bi al-kalâm al-lathîf), setelah itu melakukan “nahi munkar”
sebagai langkah berikutnya. Melihat fenomena saat ini apabila disinkronkan dengan
pemikiran Imam Al-Ghazali tentang amar maʻruf nahi munkar ini masih sangat
relevan jika diimplementasikan dalam konteks masyarakat Indonesia secara
umum di era globalisai seperti ini yang mengalami krisis moral dan kemungkaran
dengan multidimensional. Hal itu dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkannya secara detail dalam rukun- rukun, syarat-syarat dan adab dalam
melaksanakan amar maʻruf nahi munkar sehingga tidak semua orang atau ormas boleh
sembarangan melakukannya juga ini perlu menjadi referensi dan pengkajian ulang demi
kesempurnaan dan kemashlahatan dakwah untuk umat pada umumnya
Detail Information
Penulis |
Teuku Faisal - Personal Name
|
---|---|
NIP/NIDN/NIM | 154100083 |
Edition | |
Language |
Indonesia
|
Publisher | S2-KPI : IAIN Lhokseumawe., 2017 |
Edition | |
Subject(s) | |
No Panggil |
2X7.24 Teu k
|